Diriku, "Jangan Tolak Aku"

Source: IStock

Pernah nggak sih, merasa ditolak lingkungan? Dikungkung oleh orang-orang toxic yang rasanya coba menjatuhkan mentalmu berkali-kali? Merasa bahwa semesta tidak pernah berpihak kepadamu? Hingga muncul rasa "menyalahkan" kehidupan karena apa yang kamu alami "berbeda" dari apa yang dialami orang-orang?

Jika kamu sedang mengalaminya, sini kumpul!
Saya bukanlah ahli psikologi atau kesehatan mental, tapi ini hasil kontemplasi pribadi. Barangkali bermanfaat bagimu juga.

Jika pikiran-pikiran di atas mulai muncul, Aku bisa mengerti bagaimana perasaanmu. Karena lelah mental itu rasanya nggak enak banget! Kita dituntut untuk kuat, sementara energi rasanya terbatas dan semakin terkuras. Ekspektasi orang tua, guru, teman, semua orang terdekat bahkan rasanya "ekspektasi terhadap diri sendiri" juga seringkali membuat kita kecewa. Mungkin kita juga tidak ingin berkata negatif terhadap apa yang kita alami, tapi kadang ada masanya hal itu sulit untuk dikendalikan.

Seringkali, di saat seperti ini kita hanya butuh wadah menyalurkan apa yang dirasakan. Dan Sejujurnya orang yang sedang dalam kondisi ini adalah orang-orang yang "butuh bantuan."

Lelah memang. Lelah.
Tapi, apakah lelah ini akan membuat kita berhenti berjalan? Aku percaya, tentu tidak, saudaraku.
Aku percaya, sebenarnya kau orang yang kuat, tidak akan runtuh semudah itu. Hanya saja kau sedang melewati sebuah fase pelik dalam kehidupanmu.

Kita percaya bahwa;
"Semua orang punya waktunya masing-masing."
"Seburuk-buruknya orang pasti memiliki sisi baik, Sebaik-baiknya orang pasti memiliki sisi buruk."
"Jangan cepat menilai seseorang dari apa yang kita lihat sekilas, apalagi yang hanya kita dengar."

Tapiii...
Memang tidak demikian dengan orang lain. Tidak semua orang dapat berpikir hal serupa. Ingin rasanya berontak, tapi Aku kembali ingat akan satu hal;


"meyakinkan mereka  tidak selalu jadi tugasmu. Kadang hanya waktu yang perlu menjawabnya."

Dari rentetan perjalanan yang saya lihat, dengar, dan alami dalam hidup, ada satu pelajaran yang saya ambil, bahwa,

"jiwa kita harus terbiasa dengan penolakan, karena memang kita tidak bisa memaksakan semua orang harus menerima kita," hehe.
Karena sebagaimanapun dunia menolakmu, kalau kamu selalu menerimanya (dirimu dan apa yang terjadi), meyakini bahwa semua ini adalah arahan dari Allah SWT, maka tak ada ruang untuk setiap kesakitan.

Pun, diantara sekian banyak yang menolak bahkan tidak suka sekalipun, pasti akan ada orang yang menerima kita karena "itu kita." Saya sangat yakin itu. Pasti ada. Kalau sekarang rasanya belum ada, bukan berarti tidak ada, tapi memang belum ketemu aja, hehe.

Maka...
Tenanglah. Terimalah dirimu sendiri terlebih dahulu. Cintai Ia, tunaikan haknya. Ucapkanlah hal-hal positif yang membangun kepadanya. Biarkan orang yang masuk dalam kehidupanmu merasakan kebaikan-kebaikanmu. Tak peduli tindakan mereka terhadapmu, karena yang akan kamu pertanggungjawabkan adalah apa yang kamu kerjakan, bukan apa yang mereka lakukan, apalagi yang mereka pikirkan.

Dan...
Satu hal yang terpenting,
Berdamailah dengan dentingan hingga dentuman yang ada "di dalam" hatimu.
Terbiasalah hidup berdampingan dengannya.
Dengan begitu, orang yang menerimamu karena "itu kamu" akan datang, terseleksi, dan bertahan dengan sendirinya.

Dunia ini adalah penjara bagi orang yang beriman kan?
Bukankah,
"Setiap orang yang menyatakan dirinya beriman pasti diuji?" Baik itu dengan kelaparan, kekurangan harta dan buah-buahan? Bahkan ujian yang seringkali datang dari orang-orang terdekat? Tak apa, kita punya Allah, Tuhan yang Maha Besar, Maha Kuasa, dan Maha Kaya.

Jadi, tetap semangat yah...
Aku berdoa semoga rasa tenang dan damai itu segera memelukmu kembali.
Kembali pada-Nya.

Diriku, "Terimalah Aku". 

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer