Ma

*[Ma]
Ma, hari ini mama senyum.
Kami memang sedih, karena setelah ini nggak bisa dapat ajakan mama ke rumah lagi. Tapi, di satu sisi lega juga karena sepertinya mama kembali dengan tenang. Justru kami yang kini mengkhawatirkan amal dan akhir kehidupan kami :)

Hanya rumah ini yang terbilang sering Aku kunjungi di tanah rantau. Mama selalu menerima saya dengan baik.
"anggap aja rumah sendiri. Nginep aja di sini, kerjain skripsinya."
Ajakan mama yang selalu terngiang. Begitu juga kakak ferra, juga menerima saya dengan baik :)

*[Ma]
Ma, hari ini mama pasti bahagia. Ya kan? Sebentar lagi akan ketemu bapak di surga ya, insyaallah...
Saya jadi inget pas ramadhan kemarin, mama tiba-tiba telpon minta saya ke rumah. Mama bilang mau belajar ngaji.
Kata mama,
"Saya pengen bisa ngaji yang bernada."

Mama sering minta praktikkan dan senang kalau saya ke rumah.

Mama semangatnya tinggi sekali ingin bisa membaca al-Qur'an dengan baik dan benar. Waktu itu penghujung ramadhan dan mama hampir khatam bacanya. Mama tahu? waktu itu saya malu sendiri loh karena merasa kalah semangat. Padahal mama punya rutinitas pekerjaan yang padat, berbeda dengan saya yang waktu itu masih beraktivitas sebagaimana mahasiswa pada umumnya.

*[Ma]
Oh iya satu lagi Ma. Mama en juga suka berbagi. Kulkas selalu penuh biar kalau kami ke rumah nggak kelaparan.

Inget nggak, Ma. Mama pernah kasih uang THR pas Idul Fitri di rumah ini? Waktu itu saya lagi pengeeeen banget bisa punya sendiri buku "Keakhwatan yang 4 Jilid". Tapi belum kesampaian karena harganya "lumayan". (Walaupun mintanya sama Allah swt dalam hati, hihi)

Ternyata, Allah swt titipkan rezeki saya lewat Mama. Daan Alhamdulillah, Ma. Akhirnya buku itu terbeli dan pastinya akan jadi investasi akhirat Mama juga ya, insyaallah.

Kami memang sedih, mama sudah mendahului kami meninggalkan dunia ini. Tapi, kepergian mama membuat kami belajar banyak hal. Hidup berkecukupan tidak hanya membuat kita belajar menjadi orang yang rendah hati dan merangkul yang lemah, namun nikmat harta itu sejatinya menjadi wasilah kita untuk mengumpulkan amal kebaikan sebanyak-banyaknya di dunia karena amal-amal tersebutlah yang menemani kita di alam kubur yang sepi dan gelap. Kita tidak tahu kebaikan mana yang kita lakukan di dunia yang akan menjadi penolong di akhirat.

Saya titip kata hati lewat tulisan ini, untuk mengenang Mama Endang yang sudah saya anggap ibu sendiri, agar kita lebih semangat mengumpulkan bekal dan mohon doanya, semoga mama mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Sejatinya kita hanya sedang mengantri. Tinggal menunggu giliran.

Allahummaghfirlaha Warhamha Wa'afiha wa'fu'anha 🤲

Mengenang Bibi kami,
Endang Ernawaty yang kembali keharibaanNya, Senin lalu.
(1 November 2022)

Komentar

Postingan Populer