Lupa: Nikmat yang Seringkali Terlupakan

Pernah gak masing-masing dari kita ngerasain yang namanya lupa? 

Kita mulai dari contoh sederhana, misalnya; pernah gak, pas keluar rumah lupa bawa handphone? lupa mematikan kompor pas lagi masak? Atau mungkin lupa mematikan keran yang airnya sudah meluber di bak mandi? Lupa mematikan sakelar atau mencabut colokan? Lupa sama materi yang diajarkan di sekolah.  Dan masih banyak hal lainnya.

Yap!  Saya rasa, semua manusia pasti pernah mengalami lupa. Karena kita ini (manusia)  memang tempatnya salah dan lupa, hehe.  

Tapi pernah gak sih "gemes" sama diri sendiri karena sering lupa?  Apalagi kalau yang terlupa itu hal-hal penting. Lupa melaksanakan amanah,  misalnya? Perasaan bersalah dan kesal dengan diri sendiri pun ikut muncul. 

Lupa itu rasanya memang gak enak. Tapiii...... 

"Allah tidak akan mungkin menciptakan sesuatu kalau tidak ada manfaat ataupun hikmah yang bisa kita ambil."

Lupa mungkin kita anggap sebagai suatu "kekurangan". Padahal,

JUSTRU ITULAH YANG MEMBUAT KITA MENJADI MAKHLUK YANG SEMPURNA

Maksudnya gimana tuh? 

Kebayang gak,  pas kita makan seluruh proses pencernaan makanan mulai dari masuk mulut sampai keluar lagi keingat terus? 

Kebayang gak, kalau detail perlakuan buruk semua orang ke kita teringat terus?  Rasanya tersiksa banget kan dengan batin sendiri? 

Tidak terbayang rasanya jika dalam hidup ini Allah tidak pernah memberi nikmat lupa. 

Lupa terhadap keburukan dan kesalahan orang lain, 

Lupa terhadap kebaikan diri sendiri, 

Lupa terhadap hal-hal yang nantinya gak akan kuat ditampung oleh lahir dan bathin kita.

bisa jadi,

"seseorang hidupnya lebih bahagia karena sikap lupa yang dimlikinya tidak membuat pikirannya terbebani dengan hal-hal tidak perlu."

Yang pasti, fitrah itu bisa melatih diri kita agar belajar mengendalikan dan "menempatkannya dengan tepat."

Meskipun lupa itu salah satu bentuk nikmat Allah swt,  kita pun harus berusaha untuk mengecilkan kemungkinan salah dan lupa ya :)

Apalagi manusia juga diberi akal oleh Allah swt agar dapat berpikir dan merenungi kebesaran-Nya. Sebagaimana para sahabat dan tabi'in yang Allah karuniakan ingatan yang luar biasa, sehingga kita bisa merasakan nikmatnya ilmu pengetahuan hingga saat ini. 

Wallahu a'lam...